Rabu, 15 Juli 2009

Lihatlah kebangkitan saudaramu itu..

Lihatlah kebangkitan saudaramu itu..
Lihatlah ia, Sekarang ia terlihat begitu bersemangat, setiap pertemuan penting hampir tak pernah ia lewatkan. Setahuku hanya beberapa kali saja ia absen, itupun karena urusan yang benar2 tak bisa ia tinggalkan. Coba bandingkan dengan kondisinya setahun yang lalu. Setahuku, hanya beberapa kali saja ia muncul, itupun karena didesak atau diberi sedikit tekanan.
Setahun yang lalu akupun terkadang merasa jengkel kepadanya, karena sikapnya yang sulit ditebak, dan terkadang terkesan sulit diatur. Tapi aku bisa memakluminya, sikap anehnya itu muncul karena benturan keras yang bertubi-tubi menimpa kepalanya dari dua tahun yang lalu. Disamping itu, dia juga sering mengeluhkan rasa sesak di dadanya dan sering merasakan kelelahan. Hal itulah yang mungkin menyebabkan akalnya tak mampu berpikir jernih dan menghasilkan perilaku-perilaku aneh. Teman-temannya juga tak kalah anehnya. Mereka mampu berkata benar dan membenarkan tapi LEBIH MEMILIH UNTUK DIAM. Membiarkan saudaranya berlama-lama dalam penyimpangan. Padahal, orang yang lebih memilih diam padahal mampu membenarkan bisa katakan sama dengan SETAN BISU.
Ia memang belum lama ini bangkit dari keterpurukan, mungkin baru sekitar setengah tahun ini. Namun, aku menaruh harapan besar padanya. Ia tidak sekedar bangkit dan kembali ke kondisi normal. Ia bangkit dengan beberapa hal baru;
(1) rasa ketergantungan pada Allah yang lebih besar dari sebelumnya; sehingga sesedikit apapun harta yang ada di tangannya tak membuatnya terlalu risau; mau jadi apa nantinya ia juga tak terlalu mengkhawatirkannya. Berjodoh dengan siapapun nanti, entah itu cantik atau biasa saja, kaya atau miskin tak terlalu menyibukkan pikirannya
(2) mengakui bahwa nasehat-menasehati benar2 penting. Sehingga iadenan tegas mengatakan kepada saudara2nya : JANGAN SEGAN UNTUK MELURUSKANKU, KARENA AKUPUN TAK KAN SEGAN UNTUK MELURUSKANMU
(3) ia juga telah berkomitmen untuk tak terlalu hanyut dalam permasalahan-permasalahan sepele. Apalagi yang berkaitan dengan masalah pribadi, sebagaimana yang dulu pernah ia alami. menurutnya ada permasalahan umat yang jauh lebih besar dan perlu dipikirkan solusinya. Ia tak mau kalah dengan guru PPKN yang mengatakan bahwa kepentingan umum harus diutamakan daripada kepentingan pribadi.
Ia pernah mengungkapkan penyesalan mendalam atas kelalaiannya saat mengemban amanah, Aku harap ia tak terperosok lagi ke dalam lubang yang sama, dan terus menerus melakukan peningkatan-peningkatan.
Satu lagi yang perlu digarisbawahi… bisa jadi kebangkitannya adalah berkat upaya kalian yang tak kenal henti dalam mendoakannya.. sebagai saudara dekatnya, aku ucapkan terimakasih, semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan kebaikan yang lebih besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar